BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Sejalan
dengan laju perkembangan yang terus berkembang di Indonesia, maka banyak
bermunculan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun perusahaan besar. Tujuan
utama suatu perusahaan yaitu memperoleh laba seoptimal mungkin dan mengawasi
berjalannya perusahaan serta berkembangnya perusahaan, maka hal yang perlu
dilakukan oleh suatu perusahaan adalah mengadakan penilaian terhadap persediaan
dan pengaruhnya terhadap laba perusahaan. Hal ini dilakukan karena persediaan
bagi kebanyakan perusahaan merupakan salah satu modal kerja yang sangat penting
didalam suatu perusahaan, dimana prosedurnya terus menerus mengalami perubahan
dan perputaran.
Dalam
suatu perusahaan, pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi perusahaan
dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari
beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus
menerus diperoleh, diproduksi dan dijual. Oleh karena itu sistem akuntansi itu
sendiri harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang
mengganggu jalannya operasi perusahaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa
yang dimaksud dengan persediaan?
2.
Apa
saja jenis-jenis persediaan?
3.
Klasifikasi
Manajemen Persediaan (Inventory)?
4.
Tujuan
dan metode persediaan?
5.
Pengukuran nilai persediaan?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN
PERSEDIAAN
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan
dagang dan perusahaan industry serta perusahan jasa. Tanpa adanya persediaan,
para pengusaha akan dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu
waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas
perusahaan dapat terganggu karena sumber utama pendapatan perusahaan berasal
dari penjualan persediaan. Ini berarti perusahaan akan kehilangan kesempatan
untuk memperoleh keuntungan yang seterusnya didapatkan.
Istilah persediaan memberikan pengertian
yang berbeda-beda tetapi pada dasarnya maksud dan tujuannya adalah sama.
Menurut C. Rolin Niwwonger, Philip E. Fess dan Carl S. Wareen: "istilah
persediaan (inventories) merupakan barang dagangan yang disimpan untuk dijual
dalam operasi perusahaan dan merupakan barang yang terdapat dalam proses
produksi atau disimpan untuk tujuan itu".
Menurut ikatan Akuntansi Indonesia dalam
buku Standar Akuntansi Keuangan:
1.
Tersedia
untuk dijual (dalam kegiatan operasi normal)
2.
Dalam
proses produksi (dalam kegiatan uasaha normal)
3.
Dalam
bentuk bahan atau perlengkapan (suplies) untuk digunakan proses produksi atau
pemberian jasa.
Persediaan mempunyai arti dan peranan yang penting dalam suatu
perusahaan. Persediaan barang dagangan yang secara terus menerus dibeli dan
dijual yang merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan,
baik itu perusahaan dagang maupun perusahaan industry. penjualan barang
dagangan merupakan sumber utama penghasilan bagi perusahaan, karena sebagian
besar sumber perusahaan tertanam dalam persediaan.
B. JENIS-JENIS
PERSEDIAAN
- Jenis persediaan menurut fungsinya
a. Bacth Stock/Lot Size Inventory, yaitu persediaan yang
diadakan karena kita membeli atau membuat bahan-bahan atau barang-barang dalam
jumlah yang lebih besar yang dibutuhkan pada saat itu. Jadi, dalam hal ini
pembelian atas pembuatan yang dilakukan dalam jumlah yang besar sedangkan
penggunaan atau pengeluarannya dalam jumlah kecil. keuntungan yang dapat
diperoleh dari adanya Batch Stock/Lot Size Inventory ini adalah:
b. Fluctuation Stock, yaitu diadakan untuk menghadapi
fluktuasi permintaan konsumen yang dapat diramalkan. Dalam hal ini perusahaan
mengadakan persediaan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen. Apabila tingkat
permintaan menunjukkan keadaan yang tidak beraturan atau tidak tetap dan
fluktuasi permintaan yang sangat besar, maka persediaan yang dibutuhkan sangat
besar pula untuk menjaga kemungkinan naik turunnya permintaan tersebut.
c. Anticipation Stock, yaitu persediaan yang diadakan untuk
menhadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman
yang terdapat dalam satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan/penjualan atau
permintaan yang meningkat.
- Jenis-jenis persediaan menurut cara pengolahannya dan posisi barang
a.
Persediaan
bahan baku (Raw Material Stock) yaitu persediaan dari barang-barang berwujud
yang digunakan dalam proses produksi.
b.
Persediaan
bagian produksi atau parts yang dibeli (Purchased Part/Component Stock), yaitu
persediaan barang yang terdiri dari parts yang diterima dari perusahaan lain
yang dapat secara langsung tanpa melalui proses produksi selanjutnya.
c.
Persdiaan
bahan-bahan pembantu atau bahan-bahan pelengkap (Supplier Stock), yaitu
persediaan barang-barang atau bahan-bahan yang diperlukan dalam proses produksi
untuk membantu berhasilnya produksi.
d.
Persediaan
barang setengah jadi atau barang-barang dalam proses (Work Process/Progress),
yaitu barang-barang yang dikeluarkan dari tiap-tiap bagian dalam suatu pabrik
atau bahan-bahan yang diolah menjadi suatu bentuk tetapi masih perlu diproses
kembali untuk kemudian menjadi barang jadi.
C. KLASIFIKASI MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY)
Ada beberapa macam klasifikasi inventori, menurut Dobler at al, ada
beberapa klasifikasi inventori yang digunakan oleh perusahaan, antara lain:
1. Inventori
produksi
Yang termasuk dalam klasifikasi inventori
produksi adalah bahan baku dan bahan-bahan lain yang digunakan dalam proses
produksi dan merupakan bagian dari produk. Bisa terdiri dari dua tipe yaitu
item spesial yang dibuat khusus untuk spesifikasi perusahaan dan item standar
produksi yang dibeli secara off-the-self.
2. Inventori
MRO (Maintaintenance, Repair and Operating Supplies)
Yang termasuk dalam kategori ini adalah
barang-barang yang digunakan dalam proses produksi namun tidak merupakan bagian
dari produk. seperti pelumnas dan pembersih.
3. Inventori
In-Process
Yang termasuk dalam kategori inventori ini
adalah produk setengah jadi. produk yang termasuk dalam kategori inventori ini
bisa ditemukan dalam berbagai proses produksi.
4. Inventori
Finished-goods
Semua produk jadi yang siap untuk
dipasarkan termasuk dalam kategori inventori finished goods. PT XYZ adalah
sebuah swalayan yang menjal produk-produk yang siap untuk dipakai. tidak ada
proses pengolahan yang ada disana sehingga semua inventori yang dimilikinya termasuk
dalam kategori ini. dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud bahwa dengan
persediaan bahan baku adalah barang-barang berwujud yang dimiliki dengan tujuan
untuk diproses untuk barang jadi. Barang ini dihasilkan sendiri dan dibeli dari
perusahaan lain yang merupakan produk akhir dari perusahaan itu sendiri barang
ini merupakan bahan utama dalam menghasilkan produk akhir, tapi tidak secara
langsung ikut serta dalam hasil produk akhir. Persediaan barang dagangan adalah
barang-barang yang dibeli dan dimiliki oleh perusahaan dagang untuk dijual
kembali.
Salah satu perlunya inventory dilaksanakan
dengan baik yaitu mengetahui secara pasti harga pokok dari barang-barang
dagangan yang terjual. Disamping itu untuk menjamin lancarnya arus lintas
barang maka perlu diadakan pencatatan terhadap segala penerimaan barang yang
berasal dari supplier, barang yang dipesan oleh langganan, barang yang terjual,
barang yang dikembalikan oleh langganan dan penyesuaian-penyesuaian (adjusment)
terhadap barang. Atas dasar pencatatan tersebut nantinya dapat diketahui antara
lain barang mana yang banyak tertimbun (over stock) barang yang mana yang harus
dipesan kembali kepada supplier, maka pemesanan ini perlu pula dicatat untuk
mendapatkan informasi tentang inventory yang lengkap, bila segala transaksi
yang disebut 4 diatas tidak dicatat dengan baik maka akan menemui kesulitan
untuk mengetahui keadaan inventory secara pasti pada suatu saat misalnya
kesulitan untuk mengetahui berapa jumlah persediaan barang yang ada dan yang
sudah dipesan oleh langganan (Quantity Committed) dan berapa jumlah barang yang
dipesan kepada supplier (Quantity Sould) dan informasi penting lainnya.
mengurangi inventory barang. Inventory merupakan aset perusahaan yang berkisar
antara 30%-40% sedangkan biaya penyimpanan barang berkisar 20%-40% dari nilai
barang yang disimpan.
D.
TUJUAN
DAN METODE PERSEDIAAN
Adapun tujuan
persediaan yaitu sebagai berikut:
- Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
- Memberi waktu luang ntuk pengelolaan produksi dan pembelian.
- Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.
Hal-hal yang
dipertimbangkan:
- Penentuan berapa harga besar dan kapan pemesanan harus dilakukan.
- Struktur biaya persediaan:
Ø Biaya per unit (item cost)
Ø Biaya penyiapan pemesanan (ordering cost)
Ø Biaya pengelolaan persediaan
Ø Biaya resiko kerusakan dan kehilangan (cost of
obsolescence, deterioration and loss)
Adapun metode
manajemen persediaan yaitu:
1.
Metode
EOQ (economic order quantity)
2.
Metode
sistem pemeriksaan terus-menerus (continuous review system)
3.
Metode
sistem pemeriksaan periodik (periodic review system)
4.
Metode
hybridMetoda abc
E.
PENGUKURAN
NILAI PERSEDIAAN
Untuk mengukur nilai persediaan pada perusahaan dapat disajikan dalam
pengukuran sebagai berikut:
- Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian. Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan persediaan. Potongan harga, rabat dan lainnya yang serupa mengurangi biaya perolehan. Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir diperoleh. Barang persediaan yang meiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual, seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.
- Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri. biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persdiaan yang diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan renana kerja dan anggaran.
- Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan, harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar asset atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar. Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan nilai wajar.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Persediaan merupakan unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan
dagang dan perusahaan industry serta perusahan jasa. Tanpa adanya persediaan,
para pengusaha akan dihadapkan pada keadaan bahwa perusahaannya pada suatu
waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya sehingga kontinuitas
perusahaan dapat terganggu karena sumber utama pendapatan perusahaan berasal
dari penjualan persediaan.
Persediaan terbagi menjadi dua jenis yaitu persediaan menurut fungsinya
dan persediaan menurut cara
pengolahannya dan posisi barang.
Adapun tujuan persediaan yaitu sebagai berikut:
1. Menghilangkan pengaruh ketidakpastian
(mis: safety stock)
2. Memberi waktu luang ntuk pengelolaan produksi dan pembelian.
3. Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan penawaran.
- SARAN
Berdasarkan dari pembahasan diatas, maka penulis mengemukakan saran bahwa
penerapan manajemen persediaan yang baim harus dilaksanakan secara efektif,
karena akan menunjang keberhasilan perusahaan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Rangkuty
Freddy, Manajemen Persediaan, Cetakan Pertama, raja grafindo persada, Jakarta,
1995.
Warren, Fess,
Niswonger, Prinsip-prinsip Akuntansi, edisi kesembilan belas, Jilid 1 Penerbit
Erlangga, Jakarta 1999.
Riyanto,
Bambang, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Kedua Cetakan Kedelapan,
Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada, Yogyakarta, 1993.
No comments:
Post a Comment